Story
Dari Cari Pengalaman Baru, jadi Punya Tempat nge-Camp
Sejak awal masa pandemi di Indonesia sekitar awal bulan Mei 2020, praktis tidak pernah keluar rumah. Masih inget, awal-awal pandemi itu betul-betul kita ngga keluar rumah sama sekali kecuali keperluan yang sangat penting atau mendesak. Cukur rambut saja pada sendiri-sendiri, dicukurkan sama istri atau salah satu anggota keluarga sendiri.
Bosan banget di rumah saja, di akhir bulan Agustus 2020 nekatlah mencoba jalan-jalan akhir pekan bersama istri dan anak paling kecil, tapi ngga mau ke tempat rame. Dipilihlah ke gunung atau hutan, yang penting sepi atau ngga banyak orang buat menghindar dari kerumunan. Pernah ke Ciwidey, kemudian pekan berikutnya main ke Pengalengan.
Saat di Pengalengan, waktu itu sudah pukul 21.00 malam. Saya ngajak pulang tidur di rumah saja di Bandung, karena perjalanan perlu waktu 2 jam kan. Jadi dihitung-hitung sampai Bandung pukul 23.00 dan pastinya sudah capek dan ngantuk.
Tapi istri maksa ngajak nginep di Pengalengan ini. Yo wis ngalah. Muter-muter cari hotel dan tempat nginep sepanjang jalan deket Situ Cileunca dan Pengalengan, ngga ada yang cocok. Saat lihat kamarnya atau ruang lainnya, kok rasanya mending pulang dan tidur di rumah sendiri. Tapi istri tetap maksa nginep. Akhirnya berhenti cari minum dan istirahat sebentar di Indomart.
Saat di depan Indomart itu lah ditawarkan alternatif menginap bertenda di tepi Sungai. "Waw, menarik juga ini". Pikir saya waktu itu. Akhirnya bertenda di Tepi Sungai Palayangan ini, di sebuah tempat Wisata, pakai tenda arpenaz family 4.0 buatan Perancis itu.
Ngga salah. Saya merasakan pengalaman ruang yang luar biasa, yang ngga dirasakan sebelum ini. Mendengar dan merasakan suara aliran air sungai di malam dan pagi hari yang sedikit agak berisik tetapi malah menenangkan dan menentramkan sekaligus menyejukkan. Saya jadi makin mengerti mengapa Surga itu digambarkan sebagai sebuah tempat yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.
Tidurpun nyenyak sekali. Hawa dingin alami yang menusuk tulang - karena di tengah hutan - juga memberi pengalaman yang jarang sekali saya alami. Kami malah bisa tidur nyenyak karena pakai sleeping bag, kalau pakai selimut pastinya masih kedinginan.
Pagi harinya, saya melihat cahaya matahari perlahan menyinari daun-daun pohon pinus di sekitarnya. Warna hijau daunnya makin kelihatan, tetapi perlahan tapi pastj seakan diubah warnanya menjadi kekuningan. Belum lagi langit cerah dan samar-samar perlahan menjadi terang dan semakin terang. Oh indahnya, luar biasa ini Tuhan telah menciptakan keindahan ini.
Singkatnya, pengalaman baru ini malah luar biasa yang saya sendiri mengalaminya. Dari penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan/kulit dll semua seperti merasakan suasana dan pengalaman baru yang luar biasa yang ngga bakal didapet kalau menginap di rumah atau di hotel biasa. Exciting bangetlah.
Akhirnya setelah sarapan, minta anterin satpam yang antar semalam, menyusuri sungai itu. Pikir saya, alangkah asyiknya kalau punya tempat sendiri buat nginep tepi sungai ini. Karena kalau lingkungannya sedikit ditata atau didesain yang lebih baik pastinya bisa lebih menarik.
Singkatnya dapatlah lahan dan siang itu juga kasih DP buat andil kelola lahan untuk tanaman kopinya. Salah satu spot dari beberapa spot yang bisa dikembangkan, itulah yang sekarang jadi lokasi PINEUS TILU Riverside Camping Ground. Saya melihat ada potensi yang menarik di spot ini, selain visual yang bagus, ruang yang private, juga ada 3 pohon pinus yang menjorok ke arah sungai yang tidak ada di tempat lainnya.
Saya desain sementara untuk tahap awal 7 deck untuk 9 tenda dengan menggunakan deck kayu dan tenda type Arpenaz Family 4.0 dan 4.2. Silahkan coba rasakan pengalaman ruang dan suasana/ambience luar biasa itu dengan menginap di sini di tepi Sungai Palayangan yang debit aliran airnya hampir stabil sepanjang waktu.
新しい体験を探すことから、キャンプ場を持つことへ
インドネシアでパンデミックが始まった2020年5月頃から、実際には家からほとんど出ませんでした。思い返すと、パンデミック初期は本当に必要や緊急な用事以外では全く外出しませんでした。散髪さえも自分や家族に切ってもらっていました。
家にいるだけでとても退屈になり、2020年8月末についに妻と末っ子と一緒に週末の小旅行を決行しました。ただし人混みは避けたかったので、人の少ない山や森を選びました。チウィデイに行ったこともあり、次の週末はパンガレンガンに遊びに行きました。
パンガレンガンに着いたのは夜の21時頃でした。私は「もう帰ってバンドンの自宅で寝よう」と提案しました。2時間の移動なので、帰れば23時頃。疲れて眠くなるだろうと思ったからです。
しかし妻は「ここで泊まりたい」と強く言いました。仕方なく妥協し、シツ・チレウンカやパンガレンガン周辺でホテルや宿を探しましたが、どこも気に入りませんでした。部屋を見ても「家で寝た方がいい」と感じました。それでも妻は泊まることを譲りません。仕方なくコンビニ(インドマート)に寄って休憩しました。
その時、川辺でテント泊をする選択肢を勧められました。
「おお、これは面白そうだ!」と心の中で思いました。結局、パラヤンガン川のほとりにある観光地で、フランス製のアルペナズ・ファミリー4.0のテントを使ってキャンプすることになりました。
その体験は間違いなく素晴らしいものでした。川の流れる音は夜も朝も少し騒がしいのに、不思議と心を落ち着かせ、癒しを与えてくれました。まるで天国のように「川が流れる場所」とはこういうものかと理解しました。
眠りもとても深く、森の中の冷たい自然の空気が骨にまでしみ込みました。普段なかなか味わえない体験です。スリーピングバッグのおかげでぐっすり眠れました。
朝になると、太陽の光が徐々に松の葉を照らしていきました。緑の葉が次第に黄金色に変わっていく様子は本当に美しく、空はだんだん明るくなっていきました。神様が創ったこの自然の美しさに、ただただ感動しました。
この体験は私にとって特別なものでした。視覚、聴覚、嗅覚、触覚、すべての感覚で新しい空間と雰囲気を感じ取ることができ、家や普通のホテルでは決して得られないものでした。本当にワクワクする体験でした。
朝食後、昨夜案内してくれた警備員に川沿いを案内してもらいました。その時「ここに自分のキャンプ場を持てたら最高だな」と思いました。少し環境を整備し、デザインすれば、もっと魅力的な場所になると確信しました。
その日のうちに土地を見つけ、コーヒー農園として管理するために頭金を支払いました。その中の一つの場所こそが、現在の PINEUS TILU リバーサイド・キャンプ場 になったのです。そこには他にはない魅力がありました。美しい景観、プライベートな空間、そして川に向かって伸びる3本の松の木。
最初の段階として、木製デッキとアルペナズ・ファミリー4.0/4.2のテントを使い、7つのデッキに9つのテントを設置するようにデザインしました。ぜひここで泊まり、パラヤンガン川のほとりでしか味わえない特別な空間と雰囲気を体験してみてください。川の流れは一年を通してほぼ安定しており、素晴らしい体験ができるはずです。
From Seeking a New Experience to Having a Campsite of Our Own
Since the start of the pandemic in Indonesia, around May 2020, we practically never left the house. I still remember, during those early days we didn’t go out at all except for very important or urgent matters. Even haircuts were done at home, by my wife or another family member.
Being at home all the time was really boring. By the end of August 2020, I finally dared to take a short weekend trip with my wife and youngest child. We didn’t want to go to crowded places, so we chose the mountains or forests where it was quiet and away from the crowds. We went to Ciwidey once, and the following weekend we went to Pangalengan.
When we arrived in Pangalengan, it was already 9 p.m. I suggested that we just go back home to Bandung, since the drive would take 2 hours, meaning we would arrive around 11 p.m., already tired and sleepy.
But my wife insisted on staying overnight in Pangalengan. So I gave in. We drove around looking for hotels or guesthouses near Situ Cileunca and Pangalengan, but none of them felt right. After looking at the rooms and facilities, I thought, “I’d rather just sleep at home.” Still, my wife kept insisting. Finally, we stopped at Indomaret to grab a drink and take a short break.
It was right there, in front of the convenience store, that someone suggested an alternative: staying overnight in a tent by the riverside.
“Wow, that sounds interesting,” I thought at the time. And so, we ended up camping by the Palayangan River in a local tourist spot, using an Arpenaz Family 4.0 tent made in France.
It was the right decision. I had an extraordinary spatial experience that I had never felt before. Listening to the sound of the river flowing at night and in the morning—it was a bit noisy, yet at the same time calming, peaceful, and refreshing. It made me better understand why paradise is often described as a place “beneath which rivers flow.”
I slept so well. The natural cold air of the forest pierced through to the bone, something I rarely experience. But wrapped in a sleeping bag, I managed to sleep soundly; with just a blanket, it would have been impossible.
In the morning, I saw sunlight slowly illuminating the pine leaves around us. The green of the leaves gradually shifted into a golden glow. The sky became brighter and brighter. It was breathtaking—a reminder of God’s incredible creation.
In short, this new experience was extraordinary. Through sight, sound, smell, and touch, I felt an atmosphere unlike anything I had ever known before. It was something you could never experience by staying at home or in a regular hotel. Truly exciting.
After breakfast, the security guard who had helped us the night before guided us along the river. That’s when I thought, “How wonderful it would be to have my own place to stay by this riverside.” With a bit of design and planning, I imagined the environment could become even more attractive.
That very afternoon, I managed to secure a plot of land and even paid a down payment to take part in managing the coffee plantation there. Among several possible spots, one stood out—the very location that has now become PINEUS TILU Riverside Camping Ground. It had unique potential: beautiful views, a private setting, and three pine trees leaning toward the river—something you couldn’t find anywhere else.
For the initial stage, I designed seven decks for nine tents, using wooden platforms and Arpenaz Family 4.0 and 4.2 tents. Come and experience this extraordinary space and ambience for yourself—camping by the Palayangan River, whose steady flow creates the perfect atmosphere all year round.
Feel the awesome space, feel the incredible experience.
Bandung, 24 Juni 2021
BSBarchitect
PINEUS TILU Riverside Camping Ground
IG @pineustilu
kontak
saran
pineust@gmail.com
+62 877-3548-2327
© 2024. Pineus Tilu, All rights reserved.


+62 812-2041-3424








pineustilu